Disorot Soal Perilaku Bellingham, Yuk Simak

Disorot Soal Perilaku Bellingham, Yuk Simak
Real Madrid sedang dalam masa sulit. Bukan hanya soal hasil pertandingan yang naik turun, tapi juga soal sosok Jude Bellingham yang seolah berubah. Dari gelandang muda penuh harapan, kini ia mulai menampilkan sisi lain yang membuat banyak orang bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi IDNSCORE?
Real Madrid dan Tantangan Berat Musim Ini
Kalau kita lihat perjalanan Real Madrid musim ini, jelas ada banyak rintangan. Kandasnya mereka di perempatfinal Liga Champions dan kekalahan di final Copa Del Rey bukan cuma sekadar angka di papan skor, tapi juga tanda ada sesuatu yang kurang di dalam tim.
Kini, Madrid harus bekerja keras mengejar Barcelona yang berada di puncak klasemen LaLiga dengan selisih empat poin. Sementara itu, kondisi skuad yang banyak diterpa cedera serta minimnya kedalaman pemain semakin membuat tugas ini terasa berat.
Beban inilah yang sepertinya juga mengalir ke setiap individu dalam tim, termasuk Jude Bellingham.
Bellingham: Dari Permata Jadi Sorotan
Musim lalu, Bellingham datang ke Madrid dengan segudang pujian. Gelandang muda asal Inggris itu tampil penuh percaya diri, produktif mencetak gol, dan menjadi salah satu motor penggerak tim. Statistiknya? 19 gol dari 28 laga — angka yang luar biasa untuk seorang gelandang tengah.
Namun, musim ini ceritanya berubah. Dari 27 pertandingan, golnya hanya delapan. Lebih dari sekadar angka, yang paling mencolok adalah perubahan sikapnya di lapangan. Banyak pengamat bahkan legenda sepakbola, seperti Graeme Souness, mulai mengangkat alis melihat perilaku Bellingham yang lebih emosional, mudah terpancing, bahkan terlibat konflik dengan lawan maupun wasit.
“Dia terlihat berbeda dari musim debutnya. Ada hal-hal yang seharusnya tidak terjadi,” kata Souness, seolah memberi peringatan.
Mengapa Emosi Jadi Sorotan?
Emosi di lapangan, sejatinya, adalah dua mata pisau. Di satu sisi, ia adalah bahan bakar semangat juang. Tapi di sisi lain, emosi yang tak terkendali bisa merusak ritme permainan dan konsentrasi tim.
Bagi Bellingham, tekanan besar di Real Madrid—klub dengan ekspektasi juara yang tinggi—bisa jadi pemicu utama. Ditambah lagi, jadwal padat dan minimnya dukungan pemain cadangan akibat cedera, membuat setiap laga seperti medan tempur yang menguras energi dan kesabaran.
Apakah ia sedang berjuang melawan dirinya sendiri? Ataukah ini fase pembelajaran dalam kariernya yang gemilang?
Pelajaran untuk Masa Depan
Yang jelas, masih banyak waktu bagi Bellingham untuk membalikkan keadaan. Dalam klub sebesar Real Madrid, ada jaringan pelatih dan staf yang bisa membantu dia menata kembali mental dan permainannya.
Kunci utama mungkin ada pada kemampuannya untuk mendengar dan belajar dari kritik, termasuk dari figur-figur berpengalaman. Kalau tidak, bukan tak mungkin potensi besar yang dimilikinya justru tersia-siakan.
“Bila dia bisa lebih bijak dan terbuka, masa depannya akan cerah,” kata Souness menutup komentarnya dengan harapan.
Apa yang Bisa Dipetik dari Kisah Ini?
Cerita Bellingham musim ini mengingatkan kita bahwa dalam sepakbola, bakat saja tidak cukup. Emosi dan mental harus dijaga sebaik mungkin. Bagi Real Madrid, ini adalah peringatan untuk menjaga keseimbangan fisik dan psikologis pemain agar tetap fokus di medan perang LaLiga.
Bagi Bellingham sendiri, ini adalah panggilan untuk refleksi. Bagaimana caranya mengendalikan api semangat tanpa membakarnya habis. Bagaimana menjadi pemain yang tidak hanya hebat di statistik, tapi juga dewasa dalam sikap.
Disorot Soal Jadi, bukan cuma soal gol dan assist, tapi juga soal karakter yang sedang diuji di Real Madrid. Kita tunggu bagaimana langkah selanjutnya dari Jude Bellingham dan tim yang besar ini.